Sabtu, 05 November 2011

SY Brothers (part 1)



The Accident
“Kak, bangun !!! Sudah pagi !” jerit Yuta yang sedang membangunkan kakaknya.
“Sebentar lagi ! Kakak masih ngantuk !” ujar Yuka yang masih bersembunyi di bawah selimut tebal berwarna biru.
“Kak ! Yuza dari tadi menangis terus, mungkin Yuza mengompol !” Rengek Yuta.
“Ia ! Ia ! Kakak bangun. Apa Yuza masih menangis ?” Tanya Yuka sambil mengusap-usap matanya.
“Kakak ini bagaimana ? Apa semalam kakak tidak mendengar tangisan Yuza. Padahal tetangga saja sampai terbangun mendengarnya.?”

“Tidak ! Tapi, sekarang Yuza tidak menangis lagi kan ?” tanya Yuka dengan wajah polosnya
“Ia, tidak ! Semalam Yuri yang mengasuh Yuza ! (huh apa benar kakak tidak mendengarnya). Kak, apa aku boleh bertanya sesuatu ?” Tanya Yuza.
“Apa yang ingin kamu tanya kan ?” Tanya Yuka kembali
“Ayah dan Ibu kapan pulang ? Mereka sebenarnya pergi kemana ?” Tanya Yuza dengan nada rendah.
“Kakak tidak tau kapan mereka pulang. Tapi, kakak yakin mereka akan pulang kerumah dan berkumpul bersama kita lagi.” Jelas Yuka.
“KAK YUKA ! YUZA DARI TADI MENANGIS TERUS MUNGKIN LAPAR ATAU HAUS !” Teriak Yuri yang berada di kamar Yuza.
“Kalau begitu kakak mau buat susu untuk Yuza dulu ! Tolong KAMU JAGA YUZA SEBENTAR !” Yuka segera pergi meninggalkan kamarnya menuju dapur.

Tiba-tiba terdengar suara telepon berdering di ruang tengah. Kringg…. Krring….

“KAK ! Biar aku saja yang angkat telponnya !” ujar Yuki yang langsung menuju ke ruang tengah.
“Tolong ya, Yuki !”jawab Yuka
“Hallo ?”Yuki agak merasa heran dengan suara yang sedang menelponnya itu.
“Hallo, selamat pagi. Apa benar ini kediaman Tuan Mori ?” tanya seorang wanita dari telpon tersebut.
“Ia, benar ! Ada apa ya ?”jawab Yuki.
“Saya petugas Sakurai Hospital. Saya ingin memberi kabar, bahwa Tuan dan Nyonya Mori mengalami kecelakaan. Saat ini jenazah Nyonya Mori yang di temukan sedang diperiksa.” Seorang perawat dari rumah sakit.
“Je… jenazah !?” Yuki tersentak kaget mendengarnya.
“Ia, maafkan kami ! Nyawa Nyonya Mori tidak bisa kami selamatkan ! Tapi, Beliau sempat menitipkan sebuah kotak dan surat untuk ke-6 anaknya. Kalau begitu hanya ini yang bisa saya sampaikan. Saya harap keluarga Beliau segera datang ke rumah sakit sekarang !” Perawat tersebut langsung menutup teleponnya.
“Terima kasih banyak.”jawab Yuki.Yuki pun langsung menutup telepon dan berlari memanggil kakaknya di kamar.
“Kakak ! Ini gawat ! Cepat kita kerumah sakit !!!” panggil Yuki sambil terengah-engah.
“Ke rumah sakit ?? Memang siapa yang sakit ?” Yuka yang heran.
“Ayah dan Ibu mengalami kecelakaan saat di perjalanan pulang.”jawab Yuki. Yuka pun terkejut dan langsung pergi ke kamar Yugi.
“Yugi bangun ! Kita harus cepat pergi kerumah sakit !” teriak Yuka untuk membangunkan Yugi.
“Ia, kak ! Aku bangun.”akhirnya Yugi terbangun.
“Yuta, tolong kamu jaga Yugi dan Yuki !” pinta Yuka kepadat Yuta.
“Ia, kak ! tapi kak, aku lapar !”rengek Yuta.
“Ia, tunggu sebentar ! (sibuk bersiap-siap) Kamu minta Yuri beli makanan ke warung!” suruh Yuka.
“Ia, kak !”yuta pun langsung pergi dan meminta Yuri membeli 6 buah roti di warung.
“Ia, aku akan belikan. Tapi, tolong jaga Yuza !” Yuri memberikan Yuza ke Yuta.
“Ia ! Aduh bagaimana ini ? Ini kan susah merawat 3 adik sekaligus !” Keluh Yuta.
“Jangan mengeluh ! Kita harus menolong kak Yuka ! Jangan sampai menyusahkannya.”oceh Yuri.
“Ia ! ia ! Aku mengerti ! (ternyata tugas kak Yuka lebih berat daripada tugasku. Kak Yuka sudah merawat kami ber-5 selama setahun penuh).”Setelah beberapa menit menunggu, Yuri akhirnya datang dengan membawa banyak roti.
“Ini roti yang kamu minta !”Yuri memberikan roti pesanan Yuta.
“Kamu ini lama sekali !!!” Marah Yuta.
“Ia, maaf. Tadi uangnya jatuh, jadi aku mencarinya dulu sampai ketemu !” Jelas Yuri.
“Sudahlah tidak apa-apa ! Berikan saja rotinya pada kak Yuka. Aku sudah tidak lapar lagi. Kita akan segera pergi.”jelas Yuta.
“Ia deh. (tadi katanya lapar, dasar orang aneh).”oceh Yuri di dalam hati. Setelah beberapa menit kemudian mereka akhirnya pergi kerumah sakit. Saat tiba di rumah sakit, Yuka langsung menanyakan korban kecelakaan yang baru masuk. Dan kata perawat ada korban yang baru masuk di ruang UGD.
“Yuri, Yuta, kalian tunggu disini sebentar. Jaga Yugi, Yuki, dan Yuza ! Kakak akan segera kembali.” Perintah Yuka.
“Baik, kak.”ujar Yuta dan Yuri serempak.Sambil menunggu Yuka datang, Yuta da Yuri menghabiskan waktu dengan mengobrol.
“Yuri, tolong jaga Yuza dan Yuki sebentar. Aku ingin melihat kak Yuka di dalam.” Yuta menyerahkan Yuza dan Yuki pada yuri.
“Tidak mau. Kan kamu yang disuruh menjaga Yuza dan Yuki !”tolak Yuri.
“Kamu ini cerewet sekali seperti perempuan saja. Aku ini kan lebih tua darimu jadi, aku berhak memberi tugas untukmu !”bentak Yuta
“Ia, aku sadar kamu lebih tua dariku. Tapi, kamu harus melaksanakan tugas yang kak Yuka berikan padamu, kamu tidak boleh menghindar.”nasehat Yuri. Yuta pun terdiam, lalu duduk dengan tenang. Tiba-tiba Yuka datang dan mengajak 5Y (Yuta, Yuri, Yuki, Yugi, dan Yuza) masuk ke ruang otopsi.
“Kak Yuka, tempatnya menyeramkan. Yuki atut.” Ujar Yuki dengan bahasa yang masih berantakan.
“Aku juga takut, kak Yuka. LIhat saja Yuza menangis sangat kuat.” Kata Yuri.
“Tapi, kenapa Yugi terlihat berani sekali? Padahal dia kan masih kecil.” Heran Yuka.
“Dasar kalian semua penakut. Lihat aku dan Yugi, kami berdua berani seperti kak Yuka donk.” Yuta menyombongkan diri.
“Memang kamu berani ? Bilang saja kamu juga takut.” Kesal Yuri.
“Ma…. Mana mungkinlah !” jawab Yuta terbata-bata.
“Sudah ! Yuta, kamu jaga Yuki dan Yuza saja. Dan kamu Yuri serta Yugi ikut kak Yuka masuk ke dalam.”mereka pun masuk kedalam dan Yuta hanya menunggu di ruang tamu sambil menjaga Yuki dan Yuka.
“I… IBU !!!” Teriak Yuka bersedih.
“Kak, ini ibu ! Tidak mungkin kan ?” heran Yuri.
“Kak Yuli, ibu lagi tidul ya !” ujar Yugi kecil tidak tau apa-apa.
“Yuri, bawa Yugi keluar ! SEKARANG !”
“Baik, kak. Yugi ayo ikut kak Yuri keluar !”Tiba-tiba perawat datang saat Yuri dan Yugi keluar dari ruangan.
“Nak! Tabahkan hatimu. Sebelum Beliau meninggal, Beliau menitipkan sebuah kotak dan surat untuk anak-anaknya yang saya bilang di telepon tadi pagi.” Jelas perawat rumah sakit itu.
“Terima kasih banyak.”jawab Yuka
“Satu lagi, Mayat ibu Anda mau di makamkan dimana ? Dan siapa yang akan mengurus pemakamannya ?”
“Biar saya yang mengurus pemakaman dan saya mungkin juga akan mekamkan Beliau di kampong halaman ibu saya.” Jelas Yuka. Yuka keluar dari ruang otopsi, Yuri dan Yuta bertanya.
“Kak Yuka, bagaimana keadaan ibu sekarang ?” Yuta dan Yuri bertanya-tanya.
“(Hanya diam).” Yuka tidak menjawab satu kata pun.

Setelah itu, Ibu mereka dimakamkan. Kemudian di rumah, Yuka membaca surat pemberiannya satu persatu.

“Anak-anakku maafkan Ibu dan Ayah
yang tidak bisa menjaga kalian lagi. Tapi, cuma benda-benda yang bisa diberikan kepada kalian. Didalam benda tersebut ada kekuatan yang tersimpan dan bisa kalian gunakan untuk kebaikan, jangan sekali-kali digunakan untuk kejahatan. Dan Yuka akan menggantikan Ibu dan Ayah yang akan menjaga kalian semua.”

“Catatan : Berikan benda tersebut kepada adik-adikmu
pada saat umur mereka berumur 10 tahun.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar